Paradigma dan Hakikat Praktik Keperawatan


PARADIGMA KEPERAWATAN
  1. Pengertian Paradigma
Paradigma keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan(Masterman,1970).
Paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tanggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar kas dalam memikirkan,memyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (ahmad sihabudin dalam Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43).
Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakanterhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional.
Penjelasan paradigma fakta sosial berasal dari pendapat Durkheim. Fakta sosial dianggap sebagai barang sesuatu yang berbeda dengan ide yang menjadi obyek penyelidikan seluruh ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan mental murni. Tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil di luar pemikiran manusia. Fakta sosial ini terdiri atas dua jenis, yaitu :
1.      Bentuk material, berupa barang sesuatu yang dapat dilihat, ditangkap dan diobservasi,
2.      Dalam bentuk non material, merupakan fenomena yang terkandung dalam diri manusia hanya muncul dalam kesadaran manusia (zamroni, 1992:24)
penjelasan paradigma definisi sosial bersumber dari karya Weber yang konsepsinya tentang fakta sosial sangat berbeda dengan konsep Durkheim. Weber tidak memisahkan antara struktur sosial dengan pranata sosial karena keduanya sama-sama membantu untuk membentuk tindakan manusia yang penuh makna (Zamroni, 1992 : 53)

2.3      Hakikat praktik keperawatan
Senatiasa mengabdi kepada kemanusiaan / berbentuk pelayanan humanistik mendahulukan kepentingan kesehatan klien askep merupakan inti praktek keperawatan hubungan profesional perawat – klien mengacu pada sistem interaksi secara positif atau hubungan terapiutik, karakteristik hubungan profedional :
1.      Berorientasi pada kebutuhan klien
2.      Diarahkan pada pencapaian tujuan
3.      Bertanggung jawab dlm menyelesaikan masalah klien
4.      Memahami kondisi klien dgn berbagai keterbatasan
5.      Memberi penilaian berdasarkan norma yg disepakati
6.      Berkewajiban membantu klien agar mampu mandiri
7.      Berkewajiban membina hubungan saling percaya
8.      Bekerja sesuai kaida etik, menjaga kerahasiaan
9.      Berkomunikasi secara efektif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar